Jumat, 30 November 2018

Jembatan Merah "Holtekamp", icon baru Kota Jayapura

Rombongan Mahasiswa Prodi Arsitektur USTJ berfoto bersama Pak Sunardi
24 November 2018 yang lalu, Mahasiswa Prodi Arsitektur Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), melakukan kunjungan lapangan ke Jembatan Holtekamp Jayapura. Jembatan yang jadi icon Kota Jayapura dengan warna merahnya yg menyala. Kami rombongan sekitar 30 orang, diterima oleh Bapak Sunardi (PT. PP), beliau adalah Kepala Pelaksana Proyek Jembatan Holtekamp.

Dalam paparannya beliau menceritakan proses pembangunan jembatan ini, termasuk proses pengangkutan jembatan dari Surabaya ke Jayapura menggunakan kapal Tongkang. 
Tampilan jembatan Holtekamp dari arah Hamadi
Jembatan Holtekamp saat ini menjadi salah satu icon kota Jayapura. Warnanya yang merah menyala dan ukurannya yg sangat besar dengan bentang yg panjang menjadikan jembatan ini mudah dikenali. 

Keberadaan Jembatan Holtekamp diklaim bisa mempersingkat waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju Skow, Distrik Muara Tami yang merupakan perbatasan RI dan Papua Nugini atau Papua New Guinea. Jembatan ini menghubungkan daratan Holtekamp dengan daratan Hamadi. Adapun jembatan Holtekamp memiliki panjang jembatan 732 m ini terdiri dari bentang utama 400 meter ditambah jembatan pendekat 332 meter yang terdiri 33 meter pendekat dari arah Hamadi dan 299 meter dari arah Holtekamp.
Mahasiswa menerima penjelasan dari Pak Sunardi di tengah bentang jembatan Holtekamp yg belum beroperasi

Jembatan Holtekamp sendiri dibangun sejak tanggal 9 Mei 2015 lalu. Peletakan batu pertama jembatan dengan panjang 733 meter tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu.

Bentang jembatan baja ini dibuat di PT. PAL Surabaya dan diangkut menggunakan kapal tongkang. Pertimbangan kementrian Pu menggandeng PT. PAL karena beberapa alasan yakni kondisi alam aurabayanyg lebih stabil dibandingkan Jayapura (rawan gempa), dan PT PAL memiliki fasilitas workshop yang lebih lengkap dibandingkan yang lain. Dari sisi crane, misalnya, kapasitas angkut crane yang dimiliki PT PAL cukup besar.


Dalam proses pembangunan jembatan holtekamp ini,  konsorsium PTPP-HK-NK dan Dirjen Bina Marga memecahkan 2 rekor dunia dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yaitu Pengangkatan dan Pemasangan Rangka Baja Jembatan dalam Bentuk Utuh Terpanjang, dan Pengiriman Rangka Baja Pelengkung Bagian Tengah secara Utuh dengan Jarak Terjauh 3.200 kilometer (km).


Jembatan holtekamp yang telah selesai, sudah diuji pembebanan dan mampu menahan beban seberat 3600 ton (160 unit mobil dengan beban masing-masing 10-12 ton). Banyak uji yg dilakukan sebelum jembatan dipasang, baik kedalaman laut, ombak, kecepatan angin. 
Mendengar pemaparan di sekitar median jembatan Holtekamp, berlindung dari panas matahari di bawah jembatan Holtekamp
Project jembatan Holtekamp ini dikerjakan oleh konsorsium 3 PT yakni PT. PP, PT. Nindia Karya, dan PT. Hutama Karya, yang merupakan perusahaan BUMN bidang kontraktor. 

Jembatan sepanjang 733 meter dengan lebar 10 meter ini, belum sepenuhnya tuntas. Rail­ing atau besi pembatas di ping­gir belum terpasang. Sehingga, sangat membahayakan pejalan kaki yang bisa saja terjun bebas ke laut sedalam lebih dari 50 meter itu. Lampu juga belum terpasang, sehingga masih minim penerangan di malam hari. Selain itu jalan penghubung juga belum selesai, masih dalam tahap pengerjaan dan targetnya selesai di akhir tahun 2018 ini. Sedangkan untuk operasional secara penuh, menurut Bapak Sunardi kira-kira Bulan Mei-Juni 2019. 

Referensi:
  • https://m.detik.com/finance/infrastruktur/d-4206471/jembatan-kebanggaan-jokowi-di-papua-hampir-rampung/1/#search
  • https://properti.kompas.com/read/2017/11/30/002846821/pt-pal-garap-bentang-utama-jembatan-holtekamp


Tidak ada komentar:

Posting Komentar