Selasa, 27 September 2011

Wedding Planner [part 1]

Bermodal pengalaman jadi wedding planner di acara nikahan kedua masku, rasanya aku bisa sedikit berbagi pengalaman buat kalian2 [sambil ingatkan diri sendiri] yang mau menggelar hajatan yang sekali seumur hidup itu... Pastinya pengen dong acara kalian berjalan lancar, dan proses persiapan juga demikian. Semua berjalan seperti yang diharapkan baik keluarga kita maupun keluarga pasangan kita. 
Untuk mengatur perencanaan dengan matang, ada beberapa hal penting yang harus kita tahu dan ditentukan di awal. Sebelum mulai dengan persiapan ini itu yang konon ribet, bikin kita langsing tanpa diet, dan parahnya bisa-bisa bikin kita uring-uringan atau malah berantem sama pasangan kita. Uppsss jangan sampeeeek deh...
Hm... dalam kasus ini aku menempatkan diri sebagai pihak perempuan yang bakal jadi pelaksana untuk acara pernikahan baik acara akad nikah, maupun resepsi. Merencanakan sebuah pernikahan berarti harus siap dengan segala resiko yang akan dihadapi. Pada intinya, memang proses akad nikah itu adalah inti dari acara ini. Tapi yang gak kalah penting adalah, bagaimana kedua pihak keluarga bisa menikmati acara, merasa puas, dan gak meninggalkan masalah di belakang. 

Ini nih... Beberapa hal yang harus kamu perhatikan dan lakukan:

§  Siapkan satu BUKU SAKU atau diary khusus dan jadikan buku itu sebagai buku persiapan hajatan yang akan kalian laksanakan. Catat semua persiapan sedetail mungkin di buku itu. Bawa kemanapun kamu pergi selama persiapan acara. Buku ini akan jadi WEDDING PLANNER DIARYmu..
§  Duduk berdua dengan pasanganmu [pastinya dengan kepala dingin], kalo’ bisa cari tempat yang santai. Coba bicarakan dari hati ke hati, samakan persepsi dan wacana akan seperti apa hajatan pernikahan kalian. Mau konsep acara yang seperti apa, sebesar apa acaranya, kira-kira bakal menggelar resepsi dimana [gedung/rumah], bahkan yang gak kalah penting...bicarakan kira2 bujet berapa besar yang kalian miliki, dan kira2 akan seperti apa pengelolaanya... catat semua hasil obrolan itu di buku saku dan itu bisa mengingatkan kalian berdua atau pasanganmu, saat di tengah jalan kalian berselisih paham atau berkeras hati.
§  Kenali bagaimana adat istiadat atau kebiasaan dalam penyelenggaraan hajatan nikah dari kedua pihak. Jangan lupa, cari informasi se-detail mungkin melalui pasanganmu.
Misalnya aja, bagi kamu yang punya pasangan orang jawa tulen..coba tanyakan, seperti apa adat istiadat pernikahan di keluarganya. Prosesi apa aja yang harus dilakukan. Dan selalu... catat semua informasi itu di buku saku.
§  Sebagai wedding planner, kamu gak sendiri...ada pasanganmu yang akan menjadi partnermu. Jadi bersikaplah bahwa kalian adalah team. Jangan menguatkan ego pribadi atau keluarga sendiri. Kalian berdua harus solid. Pastikan kamu akan meyakinkan keluargamu dengan segala keinginan yang diharapkan keluarga pasanganmu, begitu juga sebaliknya. Sehingga secara gak langsung kalian jadi mediator antar keluarga untuk menemukan konsep acara yang bisa memuaskan kedua belah pihak. Karenanya, bicarakan sekecil mungkin letupan2 yang ada serta dicari solusi terbaiknya...
§  Bicarakan dengan keluarga akan berapa banyak tamu yang diundang. Berapa dari pihak laki2 dan berapa dari pihak perempuan. Karna ini erat hubungannya dengan nanti pencetakan undangan dan distribusi undangan. Mana yang harus diberikan langsung, mana yang via pos, pastinya butuh waktu dong...
§  Kalau sudah jelas konsep acaranya seperti apa, dan kalian berdua selaku wedding planner udah klop nih, segera buat checklist kebutuhan apa saja yang harus dipersiapkan. Nah, untuk checklist tersebut bisa kalian lihat di eposide berikutnya ya... Wedding Planner [part 2]

Nah, kalo dari semua hal di atas udah dalam proses... jangan segan atau sungkan untuk berbagi tugas dengan pasanganmu. Kuncinya adalah harus saling percaya bahwa pasangan kita bisa menyelesaikan tugasnya, sambil tetep harus monitor satu sama lain. Selama persiapan, pastikan hubungan kalian baik2 aja, jaga mood kalian biar gak kena penyakit syndrom pra nikah... yang ujung2nya bikin uring-uringan, stress dan sakit...Bicarakan sedini mungkin masalah yang dihadapi dan saling support satu sama lain...

Pernikahan dan segala persiapannya adalah aktivitas yang melibatkan kedua pihak keluarga. jadi, sebisa mungkin jaga sikap, jaga perasaan, dan harus pintar2 menggunakan waktu dan memanfaatkan kesempatan.

Memang gak banyak yang bisa ku bagi [karna emang aku belum pengalaman menjadi wedding planner di pernikahan sendiri :p ], tapi semoga cukup memberi bacaan ringan yang membantu... ^_^ Selamat berjuang bagi kalian yang berniat menjadi wedding planner tuk pernikahan sendiri...

3 komentar:

  1. ada yang terlewat padahal itu sangat penting... yaitu : BUDGET

    BalasHapus
  2. :: coba dibaca lagi dunk Gus.. itu kan udah ada.. "bicarakan kira2 bujet berapa besar yang kalian miliki, dan kira2 akan seperti apa pengelolaanya..." ::

    BalasHapus