Minggu, 30 September 2018

Belum Sah Jalan-jalan di Bandung Kalau Belum Naik Bandros

Naik Bandros dari Halte Sisi Selatan Alun-alun Bandung
Bandros adalah singkatan dari Bandung Tour on Bus.  Sebuah sarana transport yg disediakan pemkot Bandung untuk para wisatwan dan warga Bandung yang ingin keliling Bandung.
Bandros ini ada yg dikelola pemkot ada yg swasta.  Bandros pemkot disebut Bandros Permen, dan bandros swasta disebut Bandros Mang Dudung.

Bandros Permen
Satu bis muat 25 kalo dewasa,  anak2 bisa sampai 30. Tarifnya 20 rb/orang. Ada paket terusan bisa ganti2 bandros dan semua rute tarifnya 40rb/orang. Bandros permen operasional jam 8 pagi sampai 4 sore. Kalau mau gampang bedakan Bandros Permen dan Bandros Mang Dudung,  bisa lihat plat nomornya kalau bandros permen plat kuning.  Kalau mau sewa untuk rombongan,  bisa langsung datang ke kantor Dishub.
Bandros Permen warna Merah, Biru Merah,  dan Hijau
Bandros Permen juga dicat warna warni,  makanya disebut bandros permen. Setiap warna punya rute tersendiri yang akan dilewati:
  • Bandros berwarna biru akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, menuju Cibaduyut, Taman Leuwi Panjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol, dan Kawasan Buah Batu. 
  • Bandros kuning akan melewati rute Lapangan Gasibu, menuju Taman Cibeunying, Taman Superhero, Taman Foto, Gedung Merdeka, Alun-alun Bandung, dan Braga.
  • Bandros ungu akan melalui jalan-jalan di rute Gasibu, menuju Taman Cikapayang, Alun-alun Ujungberung, Museum Geologi, dan Pusdai.
  • Bandros hijau yang akan membawa wisatawan melewati Chinatown, menuju Pasir Kaliki, Alun-alun Cicendo, Karang Setra, UPI, dan GOR Padjadjaran.
  • Bandros merah muda yang akan melewati Gasibu, menuju Taman Pasupati (Taman Jomblo), Teras Cikapayang, Teras Cihampelas, hingga Taman Budaya.
  • Bandros hitam dan pink khusus untuk tamu VIP yang datang ke Kota Bandung. Jadi itu untuk tamu-tamu Pemerintah Kota.

Bandros Mang Dudung
Disebut begitu karena itu singkatan dari 'Masyarakat Peduli Bandung'. Tarifnya 10rb/orang. Operasional jam 8 sampai jam 2 siang. Kalau mau pesan bandros mang Dudung untuk rombongan,  bisa jauh-jauh hari setidaknya 1 bulan sebelumnya dg tarif 800rb (untuk keliling bandung). Untuk bisa naik bandros Mang Dudung,  kita bisa melalui beberapa halte yakni:
Balaikota (taman Dewi Sartika, seberang Gedung Bank Indonesia), alun-alun Bandung (sebelah selatan, seberang pendopo) dan Taman Cibeunying. untuk bandros mang dudung ada beberapa yg gratis khusus yg naik di alun2 bandung dan Taman Cibeunying.
Rute bandros Mang Dudung melewati kawasan alun-alun Bandung, militer, gedung sate, kota tua Bandung, balaikota.

Perjalanan Bandros hari ini
Kali ini kami naik bandros permen.  Ada beberapa halter bandros permen, kali ini kami naik dr halte alun-alun bandung.
Perjuangan naik bandros agak sedikit pake energi karna harus berebut naik bandrosnya... Menurut beberapa penumpang,  biasanya didaftar dulu siapa yg mau naik tapi kali ini tidak. Bandros cuman muat 25 tp yg mau naik ada kalo 60an..  Alhasil berebut dan desak2an,  tapi alhamdulillah..  Berhasiiiilllll...
Berebut Naik Bandros
Dan setelah insiden berebut naik ini,  petugas mendata penumpang yg akan naik bandros selanjutnya.
Sebelum berangkat,  seorang guide di dalam bandros memperkenalkan diri.  Fajar Putra Pamungkas sebagai guide di dalam Bandros...  Kang Ali sebagai driver..  Kang Fajar sepanjang perjalanan menceritakan bangunan bersejarah baik nama maupun ceritanya...  Begitu juga dengan jalan yg dilalui,  nama dan sejarah namanya juga diceritakan.  Ini sangat mengesankan karna beliau menceritakan dengan gaya bahasa yg menyenangkan dan mengundang tawa seluruh penumpang.
Foto Bareng Kang Fajar (tour guide)  dan Kang Ali (driver) 
Beberapa jalan dan bangunan yang dijelaskan Kang Fajar adalah:
* lapas banceuy lama dan baru
* singgasana pradana
* jln. Cibaduyut
* Jl.  Lewi panjang (kue balok aa kembar) harga 1500 original dan oembakar masih pakia arang. 
* jl. Tegalega hindam siliwangi, dahulu sekolah khusus anak bangsawan/sekolah anak raja. 
* ITC kebon kelapa (centra batu akik di lt. 1 dan 2)
* jl. Dewi sartika

Dalam perjalanan bandros permen warna merah ini berhenti sejenak kurang lebih 20 menitan di Pusat Oleh-Oleh Oval Cibaduyut.  Pengunjung boleh turun dan belanja oleh-oleh yang sangat beragam.  Ada kios-kios ruko 2 lantai yang menjajakan beragam oleh-oleh dan warung makan.  Ada kios sepatu sandal kulit,  kios baju kaos khas bandung, dan ada kios oleh-oleh makanan khas bandung.
Salah satu gerai toko sepatu di pusat Oleh-Oleh Oval,  Cibaduyut
Di akhir perjalanan, Kang Fajar mengajar penumpang menyanyikan lagu berjudul salah satu nama minumas khas jawa barat "es cendol", ala-ala Kang Sule gitu.  Cukup seru, semua penumpang mengikuti nyanyian Kang Fajar...  Setidaknya ikuti kata2 akhirnya lah..  Maklum pakai bahasa sunda yg tidak semua paham (termasuk saya). 
Pengalaman yang luar biasa.  
Gak nyesel deh,  dengan 20 rb rupiah bisa dapat pengalaman seperti ini. 

Selasa, 25 September 2018

Observatorium Bosscha ITB

Buat kita yang angkatan 90-an, kata "Bosscha" mungkin sudah tidak asing didengar. Apalagi untuk yang masa kecilnya pernah nonton film "Petualangan Sherina". Tempat ini merupakan salah satu lokasi dalam film yang membekas diingatan. Terlebih lagi kalau ingat lagu "Bintang" yang dinyanyikan Sherina dalam film tersebut.
Nah, biasanya masyarakat umum menyebut bangunan dengan atap bulat dengan fasad yang sangat khas ini sebagai "Bosscha". Ups... padahal, sebenarnya Bosscha adalah nama kawasan seluas 8 Ha milik ITB yang selain digunakan sebagai area Observatorium, juga ada lahan yang cukup luas dan dijaga kelestariannya. Nama Bosscha sendiri diambil dari nama seorang pengusaha perkebuan teh dari Belanda yang bernama Karel Albert Rudolf Bosscha. Beliau adalah menjadi perintis dan penyandang dana untuk para peneliti astronomi termasuk untuk pembangunan di Observatorium Bosscha.
Observatorium Bosscha adalah lembaga riset yang berada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA ITB). Hingga saat ini, Observatorium Bosscha merupakan satu-satunya observatorium besar di Indonesia. Observatorium Bosscha menjadi pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu Astronomi di Indonesia.
Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Oleh karena itu, keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus
diamankan.
Lokasi Observatorium Bosscha ada di Jl. Peneropongan Bintang No.45, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391. Transportasi menuju Observatorium Bosscha bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Bagi yang ingin datang berkunjung secara rombongan, disarankan untuk tidak membawa bis karena bis tidak bisa naik sampai ke area dekat Observatorium Bosscha. Jika menggunakan bis atau kendaraan besar harus di parkir di bawah, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki kurang lebih 1 km sampai gerbang atas area Observatorium Bosscha.
Bagi yang ingin menggunakan kendaraan umum, ada beberapa alternatif (sesuai dengan titik start):
a.    Dari Stasiun Hall Bandung
Naik Angkutan Kota St. Hall – Lembang, turun di gerbang bawah Observatorium.
b.    Dari Terminal Bus Cicaheum
Naik Angkutan Kota Cicaheum – Ledeng, Turun di terminal Ledeng,  dilanjutkan naik St. Hall – Lembang, Turun di gerbang bawah Observatorium.
c.    Dari Terminal Leuwi Panjang
Naik Bus Damri arah Ledeng. Dari Ledeng naik St. Hall – Lembang,  turun di gerbang bawah Observatorium.
Kalau untuk estimasi tarif kendaraan umumnya, mohon maaf saya kurang tahu ^^.

Di Area Observatorium Bosscha, selain rumah teropong/ teleskop juga terdapat beberapa bangunan dan fasilitas diantaranya:
·         Ruang Multimedia
·         Perpustakaan
·         Wisma
·         Bengkel Teknik
·         Musholla

Saat ini ada 8 teropong di area Observatorium Bosscha:
1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss (teleskop terbesar)
2. Teleskop Schmidt Bima Sakti
3. Teleskop Refraktor Bamberg
4. Teleskop Cassegrain GOTO
5. Teleskop Refraktor Unitron
6. Teleskop Surya
7. Teleskop radio 2,3m
(yang satu lagi saya tidak tahu nama teropongnya)
Saat berada di dalam rumah teropong, kami berdiri di luar pagar pembatas yang mengelilingi Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Pak Denny Mandey, berada di tengah lingkaran area teleskop sambil menyampaikan informasi tentang Observatorium Bosscha. Beberapa informasi yang berhasil saya ringkas diantaranya:
  1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss adalah teropong paling besar yang ada di Indonesia dengan panjang teleskop kurang lebih11 meter, dan berat 17 ton. Teleskop ini bekerja di malam hati dan umurnya sudah 89 tahun (2018). Teknologi teleskop masih jaman dulu masih dan untuk mengoperasikannya masih menggunakan tenaga manusia. Saat ini ada dua kamera digital tambahan di teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang bisa langsung terhubung dengan komputer.
  2. Lantai di area teropong yang berbentuk lingkaran dengan lantai beton, bisa dinaik turunkan posisinya (vertikal), agar jangkauan mata peneropong bisa tepat di lensa pembidik. maksimal ketinggian lantai jika digerakkan adalah 3,8m. Untuk menggerakkannya cukup menggunakan remote. Mesin penggerak terletak di bawah lantai, dan untuk perawatan bisa dengan membuka bagian tengah lantai (berbentuk segi 6) yang di bawahnya terdapat mesin. Lantai ini hanya bisa menanggung beban seberat 200 kg, jadi saat melakukan penelitian atau peneropongan hanya bisa 2 atau 3 orang saja.
  3. Di atas area Teleskop Refraktor Ganda Zeiss juga terdapat kursi santai yang biasa digunakan peneropong untuk duduk sambil mengamati bintang ganda yang biasa dilakukan mulai jam 7 malam sampai menjelang subuh (sebelum cahaya matahari muncul). Dan peneropongan hanya bisa dilakukan jila cuaca cerah dan langit tidak tertutup awan. Selain itu untuk memaksimalkan kinerja teleskop, jika waktu kerja peneropongan, maka area observatorium akan dimatikan lampunya (baik di rumah teropong) maupung kawasan observatorium bosscha. Hal ini dilakukan agar cahaya sekeliling tidak mengganggu proses peneropongan.
  4. Rumah teropong adalah karya seorang arsitek bernama Prof.Charles Prosper Wolff Schoemaker    sumber foto: https://id.wikipedia.org. Bangunan rumah teropong ini sangat kuat dari sisi strukturbangunannya. Mulai dari dibangun pada tahun 1920 sampai saat ini belum pernah mengalami renovasi yang berarti. Bangunan ini memiliki atap berbentuk kubah yang bisa berputar 360" menggunakan mesih, dan bisa terbuka membelah bagian atasnya selebar 2 meter. Karena bangunan ini sudah termasuk bangunan cagar budaya, maka untuk segala bentuk perubahan atau renovasi harus melalui perijinan yang ketat. Seperti pada saat penambahan peredam suara di dinding dalam ruangan rumah teropong, harus melalui izin terlebih dahulu. Penambahan peredam suara dikarenakan desain dalam ruangan sangat sempurna pemantulan suaranya, jika kita berbicara lirih dari salah satu sudut maka akan cukup jelas di dengat dari sisi lainnya. Jika ada kegiatan yang membutuhkan pengeras suara dalam ruangan, maka akan jadi sangat bising suara yang ditimbulkan, sehingga butuh peredam. 
Untuk saat ini, observatorium Bosscha mengalami permasalahan yakni polusi cahaya yang semakin parah di kawasan Bandung Utara mengakibatkan terganggunya pengamatan benda langit yang dilakukan. Dulu saat awal dibangun, dalam satu tahun ada 200 malam cerah dimana peneliti astronomi bisa mengamati bintang ganda, saat ini dalam satu tahun hanya kurang lebih 30 malam cerah yang bisa untuk pengamatan. Karena permasalahan tersebut, maka tim riset astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memilih lokasi baru untuk observatorium yakni di Kupang-NTT. Kupang, dipilih sebagai lokasi Observatorium Bosscha yang baru karena wilayahnya paling kering di Indonesia. Selain itu, potensi kecerahan langitnya pun lebih tinggi dibandingkan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Lokasi tepatnya di pegunungan Timau, Kecamatan Amfoang Tengah, Kab. Kupang.Observatorium di Kupang ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara.

Observatorium Boscha ini juga dibuka untuk masyarakat umum. Untuk kunjungan siang, pengunjung bisa melihat cara kerja Teropong Zeiss (Bukan meneropong lho...) dan nantinya akan mendapat informasi pengantar astronomi di ruang multimedia. Untuk itu pengunjung bisa mendaftar dulu dengan biaya Rp 15.000/orang. Jika kunjungan tersebut dilakukan malam hari maka biayanya Rp. 20.000,-/orang. Untuk Cara pendaftaram dan pembayaran bisa dilihat di website boscha. Di website tersebut juga lengkap mencantumkan aturan untuk pengunjung, dan jadwal kunjungan.
Kalau dilihat dari jadwal kunjungan yang tertera di website, kami termasuk beruntung karena kami melakukan kunjungan diluar jadwal tersebut yakni hari Senin. Mungkin karena kami kunjungan atas nama ITB untuk kegiatan Magang Dosen. Alhamdulillah...


Referensi :
https://bosscha.itb.ac.id


Kamis, 20 September 2018

Kawah Putih Ciwidey, Aroma Belerang Melekat seperti Nostalginya


Ini adalah pertama kalinya saya berkunjung ke Kawah Putih Bandung. Destinasi ini adalah museum alam yang dihasilkan dari letusan Gunung Patuha. Sesuai dengan namanya, kawah putih tanahnya berwarna putih, hal ini disebabkan oleh beberapa unsur yang bercampur dengan belerang. selain itu air di dalam kawah juga berwarna putih kehijauan. Warna ini bisa berubah ubah sesuai dengan kadar belerang, suhu, dan cuaca yang terjadi pada saat itu.
Kawah Putih Bandung terletak di dataran tinggi kawasan pegunungan yang berada kurang lebih 2.400 dpml. Karena berada di dataran yang tinggi inilah membuat suhu di kawah putih Bandung sangat dingin. Rata rata suhu di kawasan tersebut adalah 8 hingga 22 derajat celcius. Jika kalian berkunjung ke kawah putih saat siang hari mungkin masih belum terasa suhu udara dinginnya. Tapi beranjak dari jam 3 sore maka udara dingin menusuk akan mulai terasa, terlihat dari kabut yang mulai menyelimuti sekeliling kawah. Jadi, persiapkan saja jaket atau pakaian hangat dan juga masker untuk melindungi diri dari aroma belerang. Aroma belerang ini cukup lekat bahkan sepulang dari kawah putihpun aroma belerangnya masih melekat di baju yang kita kenakan.

Untuk bisa mencapai kawah putih, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Jika menggunakan transportasi umum, saat berhenti di gerbang masuk maka kita bisa memanfaatkan fasilitas kendaraan ‘ontang anting’ untuk sampai ke kawah putih. Berikut ini beberapa fasilitas yang ada di Kawah Putih:
·         Pusat Informasi
·         Musholla
·         Warung makan dan Restaurant
·         Toilet
·         Transportasi dari gerbang menuju lokasi (ontang anting)
·         Area Parkir
lokasi kawah putih di google map.
Harga tiket masuk
·         domestik 20.000/orang
·         mancanegara 50.000/orang
·         ontang anting 15.000/orang
Sedangkan tarif untuk parkir, roda 4 Rp 6.000,- roda 2 Rp. 5.000,- dan roda 6 Rp. 25.000,-. Tarif parkir ini berlaku di area parkir bawah, sedangkan yang area parkir atas hanya diperkenankan bagi kendaraan roda 4 dengan tarif Rp. 150.000,-. Jika anda tidak ingin membayar mahal untuk parkir di atas, bisa manfaatkan naik ontang-anting dengan tarif 15 ribu. Harap berhati-hati karena untuk masalah tiket ini ada calo-calo yang memang menjemput pengunjung. Biasanya calo ini menawarkan untuk membeli tiket di tempatnya (bukan di pos tiket resmi) dengan harga yang sama. Selain itu juga ada pungli-pungli yang biasanya memungut biaya untuk penitipan helm.
Jadwal kunjungan buka jam 07.00 dan tutup jam 17.00 (tergantung kondsi cuaca).
Di sekeliling kawasan kawah putih ini, kita akan banyak jumpai pedagang-pedagang keliling dan penjaja jasa foto cetak ditempat.
Pos Tiket Resmi yang langsung terhubung dengan fasilitas transportasi  'ontang-anting'
Dermaga Ponton adalah sebuah jembatan kayu yang terapung di tengah danau Kawah Putih. Untuk bisa melintasi jembatan ataupun berfoto di ujung jembatan, ditarik biaya sebesar 20rb/orang dan membayarnya di pos tiket yang ada sebelum jembatan.  Pada kesempatan ini, saya tidak masuk ke dermaga ponton karena menurut saya berfoto di sekeliling kawah putih sudah cukup menarik dengan spot yang sangat banyak. 
Pos Tiket Dermaga Ponton 
Foto Bersama sebelum kembali ke Parkiran bawah dan pulang 

Situ Patenggang, Ciwidey dengan Pesona Alamnya


Tambatan perahu untuk keliling Situ Patenggang
Situ Patenggang terletak di daerah Bandung selatan (sekitar 47 km ke arah selatan Bandung) dan dekat dengan objek wisata Kawah putih yang terkenal di Bandung. Danau ini luasnya kira-kira sekitar 45.000 hektar, serta total luas cagar alamnya mencapai 123.077,15 hektar. Danau ini terkenal pemandangan indahnya, Pulau Asmara yang ada di tengah danau, batu cinta, Pinisi Resto, dan Glamping Lakeside Rancabali.

Harga Tiket Masuk
Untuk bisa masuk kawasan Situ Patenggang, ada beberapa jenis tiket yang bisa kita pilih. Untuk masuk saja, kita cukup membeli tiket seharga 20 ribu (Tiket di gerbang masuk). Sedangkan untuk bisa menikmati beberapa atraksi wisata yang lain bisa membayar tiket sesuai pilihan yakni:
1.   Teras bintang Rp 20.000
2.  Taman kelinci Rp 15.000
3.  Taman angsa Rp 15.000
4.  Jembatan pinisi Rp 15.000
5.  Jembatan danau Rp 15.000
6.  Strawberry farm Rp 15.000
7.  Tea plantation Rp 15.000
8.     Patenggang lakeside Rp 20.000
9.     Batu cinta Rp 10.000
10.   Kawah rengganis Rp 20.000
11.    Mandi lumpur Rp 10.000
12.   Perahu Rp 25.000 (bisa perahu dayung atau mesin)
13.   Kano Rp 20.000
Pengelola juga menyediakan tiket untuk beberapa paket yang bisa menikmati beberapa wahana sekaligus.
·         Tiket A (1-10) seharga 50 ribu/orang
·         Tiket B (1-12) seharga 75 ribu/orang
·         Tiket all in seharga 100 ribu /orang

Di dalam situ patengang ada beberapa atraksi wisata yang bisa kita nikmati, bisa naik perahu (dayung atau mesin) untuk keliling pulau asmara yang ada di tengah danau. Ada juga perahu bebek kayuh yang juga disewakan untuk bisa ke tengah danau. Selain itu juga ada fasilitas akomodasi berupa tenda-tenda yang disewakan untuk pengunjung menginap (Glamping Lakeside Rancabali). 

Legenda Situ Patenggang
Situ punya makna danau, dan patenggang punya makna saling mencari. Situ Patenggang juga ada legenda yang melekat yakni legenda kisah cinta antara Dewi Rengganis dan Raden Santang. Terkisah bahwa pasangan ini pernah terpisah sekian lama hingga akhirnya bertemu kembali di tempat ini (batu cinta), dan kemudian Dewi Rengganis meminta dibuatkan perahu yang akhirnya terabadikan (Pulau Asmara/Pulau Sasaka). Menurut warga setempat, jika ada pasangan yang singgah di batu cinta dan kemudian mengeliling danau (Pulau Asmara) maka akan mendapat cinta abadi seperti kisah legenda Situ Patenggang.
Pulau Asmara dan legendanya
Naik perahu mesin keliling situ/ danau 
Salah satu spot yang laris untuk berfoto

Selalu dan tak bosan saya harutkan terima kasih kepada Pembina Dosma ITB dan juga Tim Support Dosma ITB yang sudah menyempatkan waktunya buat kami. Menjamu kami dengan sebegitu baiknya, seperti kami adalah bagian dari ITB. Selalu seperti itu rasanya kalau kami jalan-jalan bersama beliau-beliau. 

Terima kasih...
BarakAllahu lakum...

Alun Alun Cicendo Bandung

Bandung 25 Agustus 2018, saya berkunjung ke Alun-alun Cicendo bersama beberapa teman magang dosen ITB sepulang dari melihat Ferstival Dirgantara Indonesia (FDI). Berawal dari kami yang belum punya tujuan seusai melihat FDI,  akhirnya searching di google dan nemu tempat yang menurut kami menarik dan lokasinya tidak jauh dari PTDI. yaaa... tempat itu, Alun-alun Cicendo.
Alun-alun ini berlokasi di wilayah segi tiga Jalan Komodor Udara Supadio-Jatayu-Aruna. Di sekitar alun-alun ini juga merupakan area perdagangan yang sebagian besar adalah pengrajin besi. Sehingga tak heran jika alun-alun Cicendo ini 70% material utamanya adalah besi
Kesan pertama yang saya rasakan saat melihat alun-alun ini adalah salut dengan penggunaan material lempengan besi berkarat sebagai komponen utama selubung bangunan. Awalnya ada rasa takut saat bersentuhan dengan lempengan besi berkarat, tapi setelah membaca beberapa artikel tentang alun-alun Cicendo cukup mendapat informasi bahwa lempengan besi berkarat tersebut aman karena sudah melalui threatment coating.
”Di bidang-bidang itu, kami menggunakan pelat besi berkarat. Material utamanya memang lempeng besi yang sudah berkarat, ta­pi sama sekali tidak berbahaya karena kami sudah melapisinya de­ngan coating sehingga menghentikan proses korosi,” ucap arsitek senior SHAU, Rizki Supratman. (www.pikiran-rakyat.com)
 yang agak mem

Cara Menentukan Jumlah Sampel dengan Berbagai Cara

Dalam penelitian biasanya kita menggunakan sampel untuk mewakili populasi dalam penelitian. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah sampel, diataranya:

1. Rumus Slovin 
Rumus ini sangat sering kita jumpai dalam artikel atau penelitian-penelitian. 

Keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

2. Tabel Krejcie
Menentukan jumlah sampel denga tabel Krejcie didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai Taraf Keyakinan 95% terhadap populasi. Cukup melihat dalam tabel tersebut, berapa jumlah sampel yang seharusnya dilihat dari jumlah populasi. Sehingga kita harus tahu pasti jumlah populasi dalam penelitian kita.
Tabel Krejcie, dengan Taraf Keyakinan 95% terhadap populasi
Keterangan:
N = jumlah populasi, S = jumlah sampel

Cara membaca tabel Krejcie cukup mudah, misalnya populasi penelitian kita 300 orang, maka jumlah sampelnya adalah 169.

3. Rumus Stephen Isaac & Willian B. Michael



Keterangan:
s = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
λ2  = nilai table chisquare untuk µ tertentu (λ2  =3,841 untuk taraf signifikansi 95 %)
d = Ketelitian / derajad ketetapan (d = 0,05)

P = Proporsi dalam populasi (P = 0,50)


dengan rumus tersebut, berikut ini adalah tabel jumlah populasi dan sampel untuk perhitungan dengan taraf signifikansi 95%.

Jumlah Sampel Berdasarkan RumusIsaac dan Michael dengan Taraf Signifikansi 95 %
4. Tabel Cohen Manion dan Morriso
Dengan melihat Tabel Cohen Manion dan Morrison (satu tabel dengan tiga penulis) kita bisa mengetahui jumlah sampel sampelnya dengan jumlah populasi sampai 1 juta. 

Dari tabel ini jumlah sampel yang muncul, memiliki ragam Taraf Keyakinan penelitian dari 90%, 95% dan 99% yang masing-masing taraf memiliki jumlah sampel berbeda. Selain itu, tabel ini juga memuat Interval Keyakinan penelitian (alpha) yaitu dari 0,1, 0,05, hingga 0,01.
Tabel Cohen Manion dan Morrison
keterangan :

  • Kolom pertama/ Paling kiri terdapat kolom populasi. 
  • Kolom kedua berisikan Taraf Keyakinan penelitian 90% yang berisi subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. 
  • Kolom ketiga berisikan Taraf Keyakinan penelitian 95% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. 
  • Kolom keempat berisikan Taraf Keyakinan penelitian 99% yang terdiri atas subkolom (dari kiri ke kanan) alpha 0,1, 0,05, dan 0,01. 

contoh: 
Misalnya jumlah populasi penelitian kita 300, dengan taraf keyakinan yang diinginkan 99% dan alpha 0.01, maka jumlah sampel adalah 258.
Semakin tinggi taraf keyakinan yang diinginkan dengan alpha paling kecil, maka jumlah sampelnya akan semakin banyak. 

Selain keempat cara diatas, masih ada beberapa cara lagi untuk menentukan jumlah sampel, seperti rumus Yamame, Rumus William G. Cochran, dan tabel Jumlah sampel Yount. Apapun cara yang kita gunakan untuk menentukan jumlah sampel, setidaknya sampel harus representatif.

Referensi :
Isaac, S., & Michael, W. B. 1981. Handbook in Research and Evaluation. San Diego: EdITS Publishers
Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, Sixth Edition (Oxon: Routledge, 2007) p. 104. 
Sugiyono2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Senin, 17 September 2018

Wisata Agro Kebun Teh Walini, Ciwidey, Bandung

Minggu yang lalu kami rombongan Dosen Magang ITB jalan-jalan ke Ciwidey, Bandung Selatan. Perjalanan dari Villa Merah ITB berangkat jam 06.15, naik bis besar ITB sampai ke tujuan kira-kira jam 07.40 (± 1,5 jam).
Pembekalan sebelum berangkat oleh Pak Komang Anggayana (Komandan Dosma ITB Squad)
picture taken by me

Foto Bersama seluruh peserta rombongan jalan-jalan ke Ciwidey sebelum berangkat
picture taken by me
Pengalaman luar biasa yang ku rasakan adalah tracking kebun teh Walini yang luasnya kalo lihat di 'google' sekitar 1.530.25 hektar. Teh hasil kebun ini sangat terkenal dengan Teh Walini yang diproduksi PTPN 8 Rancabali Kab.Bandung. Rancabali merupakan salah satu perkebunan teh terbesar di Jawa Barat. 
Tracking keliling kebun teh ini sangat berkesan karena kita bisa melihat pemandangan kebun teh yang sangat hijau dan udara yang sangat bersih serta sejuk. Perkebunan ini terletak di ketinggian 1.628 dpl dan suhu di kawasan ini sekitar 20° C. Pemandangan alam sekeliling menyuguhkan hamparan pohon teh yang dari kejauhan seperti karpet hijau yang terbentang. Indah... SubhanAllah...
Keindahan pemandangan Kebun Teh Walini
picture taken by me
Bulan ini (September) adalah musim kemarau, sehingga embung yang ada di tengah perkebunan pun kering dan tampilannya seperti gurun kering. Ada beberapa jalur perairan di kebun teh ini yang masih mengalir airnya, sangat jernih karena sumber airnya langsung dari gunung. Beberapa area perkebunan terlihat kerontang dengan pohon teh yang hanya terlihat batangnya saja. Ternyata tampilan itu bukan pohon kering, tapi pohon teh yang sedang peremajaan. Pohon-pohon teh yang sudah dipanen kemudian dipangkas agar daun-daun mudanya tumbuh kembali. Yang harus diperhatikan adalah, kita harus hati-hati saat melewati pohon teh yang dipangkas, karena beberapa batang bekas pangkasannya tajam (bisa merobek kain). Salah satu anggota rombongan kami, celana panjangnya sampai robek karena terkena batang pohon teh yang tajam. 
Tracking keliling perkebunan teh Walini
picture taken by me
Melihat indahnya pemandangan, buatku adalah kesempatan untuk mengabadikannya. Berfoto dengan latar belakang hamparan kebuh teh sungguh pemandangannya yang indah dan sejuk dipandang mata. Kami juga mengambil foto dengan drone yang dioperasikan oleh Pak Haris. 
Petani yang sedang memanen Teh
sumber: www.rajatourbandung.com

Sayangnya saat kami keliling kebun teh ini, tak satupun kami lihat ada petani yang sedang memanen teh. Di perkebunan teh Walini ini, kita juga bisa melihat beberapa kebun strawberry yang dikelola oleh warga sekitar. Di kebun ini, pengunjung atau wisatawan bisa memetik buah strawberry sendiri untuk dinikmati ditempat maupun dijadikan oleh-oleh. Tentu saja menjadi sensasi tersendiri saat kita bisa memetik buah langsung dari pohonnya, serta menikmati manisnya buah strawberry di tengah keindahan pemandangan sekitar.
Salah satu kebun strawberry di sekitar perkebunan teh Walini
picture taken by me
Selain kebun strawberry, di dekat perkebunan teh Walini juga  juga dekat dengan tempat-tempat wisata lain seperti Kawah Putih dan Pemandian Air Panas Walini. Sehingga sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Tinggal kita siapkan fisik kita untuk mengunjungi semuanya dan juga pastikan bawa bekal logistik dan cukup uang untuk belanja oleh-oleh. 



 Serba serbi potret di Perkebunan Teh Walini:
Foto bersama ditengah kebun teh Walini
picture taken by me
Indahnya pemandangan dan kebersamaan di Perkebunan Teh Walinipicture taken by me
Bersama Pak Komang dan tim support Dosma ITB (Pak Tata dan Pak Iwan)
picture taken by me

Terima kasih untuk para Pembina Dosma ITB dan Tim Support yang sudah ajak kami jalan-jalan melihat indahnya Perkebunan Teh Walini.