Sentani, 21 November 2019
Program Studi Arsitektur, Universitas
Sains & Teknologi Jayapura, melakukan kegiatan studi ekskursi yang
dilaksanakan semester ganjil 2019 untuk mata kuliah Studio Struktur &
Kontruksi 1 dan Teknologi Beton. Studi Ekskursi kali ini diikuti oleh 40 orang
mahasiswa serta didampingi oleh koordinator mata kuliah, yaitu Hasrul, M.Sc. dan
Sugito Utomo, ST. selaku Kepala Lab. Arsitektur.
Objek studi ekskursi kali ini merupakan
bangunan rumah sakit 2 lantai yang sedang dalam tahap Kontruksi serta bangunan
kantor 2 lantai yang keduanya berada di daerah Sentani, Kabupaten Jayapura.
Objek studi ini dipilih sesuai dengan materi yang dipelajari di dalam mata
kuliah Studio Struktur & Kontruksi 1 dan Teknologi Beton. Dalam kedua
kunjungan ini mahasiswa mendapatkan penjelasan langsung mengenai proses
pengembangan proyek dari awal hingga operasional bangunan oleh pakar yang
bekerja langsung di lapangan. Di samping itu, mahasiswa juga dapat belajar dari
kasus-kasus nyata serta mendapatkan insight
dari penjelasan yang diberikan.
Bernard Harianja, IAI., memberi penjelasan pada adik-adik mahasiswa saat kunjungan lapangan di lokasi kontruksi Ruang Paviliun RSUD Yowari, Sentani |
Peserta studi ekskursi mengunjungi 2
proyek pengembangan di Sentani, Kabupaten Jayapura yang sedang dalam 3 tahapan
pengembangan yang berbeda, yaitu perencanaan, konstruksi dan pengelolaan.
Kunjungan pertama adalah ke RSUD Yowari Sentani. Di lokasi konstruksi ruang
pavilion, rombongan mahasiswa diterima oleh Bernard Harianja, IAI., dari tim
Konsultan CV Artekindo Konsultan dan perwakilan dari CV. Gama Konsultan selaku
konsultan pengawas. Pada kunjungan ini mahasiswa
berkesempatan mendapatkan ilmu tentang proses perencanaan dan konstruksi.
Rombogan Studi Ekskursi Prodi Arsitektur USTJ ke RSUD Yowari Sentani, foto di depan ruang OK yang sedang dalam tahap konstruksi |
Objek Kunjungan yang kedua adalah
kantor WWF Indonesia Regional Sahul Papua. WWF adalah sebuah organisasi
non-pemerintah internasional yang menangani masalah-masalah tentang konservasi,
penelitian dan restorasi lingkungan yang berdiri tanggal 29 April 1961.
Pemaparan desain Kantor WWF Indonesia Sahul Regional Papua oleh Arsitek perencana Daniel Siahaan, IAI. |
Dalam pemaparannya Daniel menyampaikan
tahapan proses perancangan dan keunggulan desain menggunakan pendekatan ecoarchitecture. Salah satu aplikasi
konsep ini pada bangunan diterapkan pada pengurangan penggunaan energi listrik
dengan menggantikan 20% dari pemanfaatan energi matahari, pengkondisian udara
ruangan juga sangat menguntungkan bangunan karena berada pada daerah beriklim
tropis dengan hutan tropis basah di kaki Gunung Cyclop Kota Sentani. Penggunakan
batu kosong untuk fungsi cross
ventilation pada pengkondisian aliran udara masuk dalam bangunan juga
diterapkan. Selain itu, penggunaan material alami seperti batu alam serta kayu
pada elemen arsitektur bangunan maupun wajah bangunan juga menjadi keunggulan
pada desain kantor WWF ini. Mahasiswa
sangat antusias mendengar pemaparan yang kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab.
Rombogan Studi Ekskursi Prodi Arsitektur USTJ berfoto di depan gedung WWF Indonesia Sahul Regional Papua |
Dengan kegiatan Studi Ekskursi ini,
mahasiswa Arsitektur diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang
proyek studio yang sedang mereka kerjakan, serta membandingkan apa yang mereka
pelajari di mata kuliah tersebut, gambar yang mereka rencanakan dengan
aplikasinya di lapangan. Melalui studi ekskursi ini mahasiswa Arsitektur
mendapatkan banyak pengetahuan baru terkait dengan objek studi yakni ruang
pavilion dan bangunan kantor. Salah satu peserta studi ekskursi, Djenny
menuturkan jika kegiatan ini sangat menarik dan bermanfaat karena selain
mendapatkan materi melalui pemaparan dari narasumber, juga menambah pengalaman
karena bisa melihat langsung proses konstruksi di lapangan. Ia juga menuturkan
bahwa dengan adanya kegiatan ini juga termotivasi oleh para narasumber untuk
lebih berani dalam membuat konsep dan mengambil keputusan dalam membuat desain.
(Ina)
According to Stanford Medical, It is in fact the ONLY reason women in this country live 10 years more and weigh an average of 19 kilos lighter than we do.
BalasHapus(And by the way, it is not about genetics or some secret-exercise and EVERYTHING about "HOW" they eat.)
BTW, What I said is "HOW", not "WHAT"...
Tap this link to see if this quick quiz can help you find out your real weight loss potential