Tahan Gempa Sesuai SNI 1726 dan Kajian terhadap Gempa Padang, Lombok, dan Palu, serta Ringkasan Garis Besar Perubahan pada SNI 2847-201x berbasis ACI 318-14" di Swiss-BelHotel, Jayapura pada 30 November 2018.
Kami peserta
seminar juga mendapatkan materi yang sudah di burning dalam CD dan dibagikan ke
seluruh peserta yang hadir. Pak Steffie menyampaikan bahwa semua bangunan sipil
harus di desain tahan gempa sesuai dengan code yang ada, mengingat Indonesia
termasuk negara dengan resiko gempa yang tinggi. Untuk bangunan vital,
pencapaian life safety saja tidak cukup tetapi bangunan harus bisa beroperasi
pasca gempa. Code gempa Indonesia
yang tersedia:
·
Gedung:
RSNI 1726: 20xx (menunggu disahkan) à di
desain max ≈ gempa 2500 tahun (2% pe dalam 50 tahun) à ikut ASCE 7-10;
·
Jembatan
: SNI 2883: 2013 à gempa di desain maksimal ≈ gempa 1000
tahun (7% pe dalam 75 tahun) à ikut
AASHTD 2012.
Merencanakan
dan me-review bangunan tahan gempa
memerlukan keterlibatan aktif enjiner struktur profesional (SKA Madya) yang
berpengalaman menangani masalah gempa. Pelajaran berharga yang bisa diambil
dari gempa yang terjadi di Yogyakarta, Padang, Lombok, dan Palu tentang
keruntuhan bangunan dan kegagalan struktur yang terjadi adalah sebagian besar
terjadi karena join antara coloumn-bean
tidak baik, tidak ada sengkang pada join kolom dan baloknya. Selain itu juga
terjadinya short coloumn effect yang
kegagalan strukturnya tepat pada pertemuan antara kolom dan dinding sebagian.
Berikut
ini materi seminar yang terdiri
dari :
·
Buku
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (ISBN 978-602-5489-01-3)
·
Perencanaan
Banguna Tahan Gempa Saat ini SNI 1726 vs Gempa Padang, Lombok, dan Palu (oleh:
Steffie Tumilar, Ir., M.Eng., AU-HAKI.)
·
Ringkasan
Garis Besar Perubahan pada SNI 2847-2013 berbasis ACI 318M-14 (oleh: Steffie Tumilar, Ir., M.Eng.,
AU-HAKI.)
![]() |
Foto bersama narasumber dan Bapak/Ibu Dosen USTJ serta adik-adik mahasiswa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar